India Memblokir Jaringan Internet Ketika Demontrasi Petani Memulai Aksi Mogok Makan

 

JURNAL PRESISI - India memblokir layanan internet seluler di beberapa daerah di sekitar New Delhi pada hari Sabtu ketika para petani yang memprotes memulai mogok makan.

Aksi mogok makan dilakuka satu hari setelah seminggu bentrokan dengan pihak berwenang. Represi tetsebut mengakibatkan satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Marah dengan undang-undang pertanian baru yang menurut mereka menguntungkan pembeli swasta besar dengan mengorbankan produsen, puluhan ribu petani telah berkemah di lokasi protes di pinggiran ibu kota selama lebih dari dua bulan, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Sabtu, tanggal 30 Januari 2021.

Baca Juga: Bangladesh Akan Kirim 1.700 Pengungsi Rohingya ke Pulau Rentan Banjir

Parade traktor yang direncanakan pada peringatan Hari Republik Selasa berubah menjadi kekerasan, ketika beberapa pengunjuk rasa menyimpang dari rute yang telah disepakati sebelumnya, merobohkan barikade yang berakibat bentrok dengan polisi. Aparat menggunakan gas air mata untuk menghalau mereka.

Bentrokan sporadis antara pengunjuk rasa, polisi, dan kelompok yang meneriakkan slogan anti-petani telah pecah di beberapa kesempatan sejak itu.

Kementerian dalam negeri India mengatakan pada Sabtu bahwa layanan internet di tiga lokasi di pinggiran New Delhi tempat protes terjadi telah ditangguhkan hingga pukul 11 ​​malam.

Baca Juga: Virus Nipah Disebut Bisa Jadi Ancaman Pandemi Baru, Begini Penjelasan Tentang Gejala dan Cara Penularannya

(1730 GMT) pada hari Minggu untuk menjaga keamanan publik. Otoritas India sering memblokir layanan internet ketika mereka yakin akan ada kerusuhan, meskipun tindakan tersebut tidak biasa di ibu kota.

Acara pada 30 Januari akan diselenggarakan untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran dan non-kekerasan.

Pertanian mempekerjakan sekitar setengah dari 1,3 miliar penduduk India, dan kerusuhan sekitar 150 juta petani pemilik tanah adalah salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah yaitu Perdana Menteri Narendra Modi sejak pertama kali berkuasa pada tahun 2014.

Baca Juga: Warga Hongkong Lebih Percaya Vaksin Dari Eropa dan AS Dibanding Sinovac, Simak Disini

Sebelas putaran pembicaraan antara serikat petani dan pemerintah gagal, dan mengalami kebuntuan.

Pemerintah telah menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan, tetapi para petani mengatakan mereka tidak akan mengakhiri protes mereka untuk apa pun yang kurang dari pencabutan penuh.***

Hendro Prayitno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awas! Potensi Gempa Magnitudo 9.1 dan Tsunami Raksasa Ancam Wilayah Ini, Simak Penjelasan BNPB

Fadli Zon Beberkan Maksud Jahat China di Laut China Selatan, Begini Hipotesisnya !

Terungkap! Dokumen Otentik Ahli Waris Tanah di Bojong Koneng dan Simak Kejutan Lieus Sungkarisma buat Rocky Gerung