Menteri Luar Negeri AS Menekan China Soal Hak Asasi Manusia di Xinjiang dan Demokrasi di Hong Kong

 

JURNAL PRESISI - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada diplomat tinggi China Yang Jiechi bahwa Amerika Serikat akan membela hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong.

Dia mengatakan sikapnya kepada diplomat tinggi China melalui panggilan telepon dalam panggilan telepon pada hari Jumat, tanggal 5 Februari 2021. 

Blinken bahkan menekan China agar mengutuk kudeta militer yang sedang berlangsung  di Myanmar. Washington akan bekerja dengan sekutu untuk meminta pertanggungjawaban China, karena telah berupaya mengancam stabilitas Indo-Pasifik, termasuk di seberang Selat Taiwan.

Baca Juga: AS Menuduh China Melakukan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan dan Genosida Terhadap Muslim di Xinjiang

Kementrian luar negeri China membalas kepada Blinken bahwa Amerika Serikat harus memperbaiki kesalahannya baru-baru ini dan bahwa kedua belah pihak harus saling menghormati sistem politik dan jalur pembangunan satu sama lain,"katanya, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Minggu, tanggal 7 Februari 2021. 

Titik terendah hubungan keduanya tercermin dalam beberapa dekade selama kepresidenan Donald Trump, walaupun para pejabat China telah menyatakan optimisme yang hati-hati bahwa hubungan itu akan membaik di bawah pemerintahan Joe Biden.

Pada forum daring pada hari Selasa, dia berharap hubungan antara kedua negara dapat kembali ke jalur yang dapat diprediksi dan konstruktif, syaratnya Amerika Serikat berhenti mencampuri masalah kedaulatan China, termasuk Xinjiang, Hong Kong dan Tibet.

Baca Juga: Tak Cukup Hanya Menutup Bandara Utama Myanmar, Kini Giliran Jejaring Sosial Facebook Diblokir

Juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin, mengatakan pada hari Jumat bahwa kepentingan bersama kedua negara melebihi perbedaan mereka. China juga mendesak AS untuk meningkatan hubungan keduanya serta menemukan jalan tengahnya.

Menanggapi syarat hubungan tersebut, pihak AS tetap kukuh untuk melanjutkan catatan kritik terhadap hak asasi manusia di China. Hal tersebut telah disampaikan sebelumnya kepada Departemen Luar Negeri pada hari Kamis. pihak AS sangat terganggu oleh laporan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp interniran untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang ..

Biden sendiri telah menunjukkan sikapnya agar terlibat dengan Beijing. Presiden baru AS menggambarkan bahwa China sebagai "pesaing kami yang paling serius". Bahkan, dia juga mengatakan bahwa Washington akan terus menghadapi serangan China terhadap hak asasi manusia, hak kekayaan intelektual, dan pemerintahan global.

Baca Juga: Anti Demokrasi dan Genosida Jadi Argumentasi Pemerintah AS Jatuhkan Sangsi Kepada Militer Myanmar

"Tapi kami siap bekerja dengan Beijing, jika Amerika berkepentingan untuk melakukannya. Ini jelas berbeda dari periode pemerintahan Trump selanjutnya, yang hanya memicu antagonisme antara China dan AS,” katanya.***

Hendro Prayitno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awas! Potensi Gempa Magnitudo 9.1 dan Tsunami Raksasa Ancam Wilayah Ini, Simak Penjelasan BNPB

Fadli Zon Beberkan Maksud Jahat China di Laut China Selatan, Begini Hipotesisnya !

Terungkap! Dokumen Otentik Ahli Waris Tanah di Bojong Koneng dan Simak Kejutan Lieus Sungkarisma buat Rocky Gerung