Inggris Tawarkan Kolaborasi Kepada Indonesia Untuk Deteksi Virus Corona Baru Bernama B.1.1.7

 

JURNAL PRESISI - Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock membuka kesempatan negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk berkolaborasi. Tujuannya adalah melacak varian baru virus SARS-CoV-2 dari hasil mutasi.

Platform Penilaian Varian Baru itu ditujukan membantu negara-negara di dunia dalam mengidentifikasi mutasi pada virus.

Sehingga bisa menjadi peringatan dini mengenai kemungkinan penyebaran varian baru Covid -19, melalui pengurutan genom (genome sequencing).

Baca Juga: Ungkap Covid Baru, NERVTAG: Varian Corona B.1.1.7 yang Resiko Kematiannya 30 Persen dan Penyebaran 70 Persen

"Tawaran baik dari Inggris ini merupakan pujian terhadap upaya yang mengagumkan yang sudah dilakukan di Indonesia oleh Kementerian Ristek dan Lembaga Eijkman, yang telah memiliki kemampuan untuk pengurutan genom virus," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, pada Sabtu, tanggal 30 Januari 2021.

Platform Penilaian Varian Baru akan dipimpin langsung oleh Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE).

Institut Perlindungan Kesehatan Nasional (NIHP), dan para mitra, termasuk Kelompok Kerja Laboratorium Global SARS CoV-2, langsung dibawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut keterangan yang sama.

Baca Juga: Samakin Memanas! Amerika Serikat Mengecam Manuver Angkatan Udara China Di Laut China Selatan

"Mereka akan bekerja secara langsung terhadap sampel yang dikirimkan dari luar negeri, atau akan memberikan nasihat dan dukungan ahli secara daring jika negara mitra sudah memiliki kemampuan di bidang ini namun meminta bantuan lebih lanjut," dikutip dari keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.

"Tawaran tersebut dapat mencakup pelatihan dan sumber daya serta personel dan peralatan," katanya.

Menteri Hancock,  mengatakan bahwa platform ditujukan membuat negara-negara mempunyai pemahaman lebih mengenai Covid -19, serta pola penyebarannya, namun juga akan meningkatkan kemampuan global agar siap menghadapi kasus serupa di masa mendatang.

Baca Juga: Babak Baru Wabah Virus Nipah Melanda China yang Tingkat Kematiannya Mencapai 75 Persen

Virus varian baru Covid -19, yang dinamai jenis B.1.1.7, terdeteksi pertama kali di Inggris pada November 2020, nyaris satu tahun setelah pandemi pertama kali menyebar ke seluruh dunia, namun diyakini muncul sejak September 2020, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Bagaimanapun, Inggris menyebut bahwa virus Covid -19 jenis baru yang seringkali dirujuk sebagai varian Inggris tersebut tidak berarti sudah pasti berasal dari negaranya.

"Inggris melakukan jauh lebih banyak pengujian genom daripada negara lain-- lebih dari 50% dari total sekuens yang diselesaikan di seluruh dunia--jadi sangat masuk akal bahwa Inggris akan seringkali menjadi negara yang sering menemukan varian baru," kata Dua Besar Jenkins.***

Hendro Prayitno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awas! Potensi Gempa Magnitudo 9.1 dan Tsunami Raksasa Ancam Wilayah Ini, Simak Penjelasan BNPB

Fadli Zon Beberkan Maksud Jahat China di Laut China Selatan, Begini Hipotesisnya !

Terungkap! Dokumen Otentik Ahli Waris Tanah di Bojong Koneng dan Simak Kejutan Lieus Sungkarisma buat Rocky Gerung